Matchadreamy

Cara Menurunkan Bounce Rate: 9 Tips Agar Pengunjung Website Betah

Fitri Apriyani
Fitri Apriyani
Pemilik website dan blog tentu ingin pengunjung berlama-lama berada di dalam halaman website. Tapi bagaimana caranya?

Cara Menurunkan Bounce Rate: 9 Tips Agar Pengunjung Website Betah — Mendapatkan traffic pengunjung yang banyak merupakan impian semua pemilik website dan blog.

Berbagai upaya optimasi, baik SEO On Page maupun Off Page dilakukan agar website bisa ramai dikunjungi. Sayangnya perjuangan belum selesai.

Website kita mungkin berhasil dikunjungi oleh banyak orang, tapi akan jadi sia-sia jika ternyata banyak dari mereka yang hanya membuka satu halaman, bahkan ada yang baru saja mengklik link, lalu langsung keluar dari halaman website kita.

Nah, kondisi seperti itu yang dinamakan bounce rate.

Apa Itu Bounce Rate?

apa itu bounce rate

searchenginejournal.com

Bounce rate atau rasio pantulan adalah persentase dari data pengunjung yang langsung meninggalkan website atau blog setelah membuka satu halaman. Yoast SEO menambahkan, bounce rate adalah keadaan di mana pengunjung hanya membuka satu halaman website tanpa melakukan tindakan apa pun. Dengan kata lain, setelah pengunjung masuk ke website, mereka lantas tidak menekan menu, internal link, atau tombol lainnya di halaman tersebut, namun langsung keluar dari halaman.

Cara Mengetahui Bounce Rate

Saya asumsikan kamu sudah mendaftarkan website atau blog kamu di Google Analytics ya. Jika belum, kamu bisa ikuti panduan tentang mendaftar Google Analytics di postingan blog saya sebelumnya.

Nah, berikut adalah cara mengecek bounce rate di Google Analytics:

  • Buka Google Analytics
  • Klik Behavior > Overview
  • Dapatkan Ringkasan Bounce Rate Keseluruhan

Di menu overview Anda akan mendapatkan rata-rata bounce rate semua halaman di website/blog kamu seperti di bawah ini:

apa itu bounce rate

Contoh tampilan Google Analytics yang menampilkan Bounce Rate

Semakin tinggi persentase bounce rate website kamu, maka website kamu akan sulit untuk berada di peringkat atas pada halaman hasil pencarian, seperti Google.

Berikut adalah tingkatkan persentase bounce rate dan bagaimana mesin pencari melihatnya.

  • 80% ke atas berarti sangat buruk
  • 70% – 80% berarti buruk
  • 50% – 70% berarti rata-rata
  • 30% – 50% berarti baik
  • 20% ke bawah berarti website tersebut sempurna untuk pengunjung

Apakah website kamu termasuk yang memiliki bounce rate tinggi?

Tenang, tulisan ini akan memberikan tips cara menurunkan bounce rate pada website dan blog.

Cara Menurunkan Bounce Rate Pada Blog dan Website

Berikut cara meminimalisir bounce rate blog atau website supaya pengunjung betah beralama-lama menikmati konten yang kita sajikan.

Buat kesan pertama yang baik

First impression matters. Kesan pertama itu penting.

Ibarat mengunjungi sebuah rumah, yang pertama kali akan dinilai oleh tamu adalah hal-hal yang dapat ditangkap mata pada pertama kali.

Begitu pun dengan pengunjung website.

Saat melakukan klik dan masuk ke website, penilaian terhadap tampilan website akan mempengaruhi apakah ia akan melanjutkan untuk berada di halaman tersebut atau tidak.

Maka pastikan kita memberikan kesan pertama yang baik dengan tampilan website yang menyenangkan.

Caranya, gunakan tampilan website rapi dan sederhana, perpaduan warna yang kalem dan tidak menyakiti mata, penggunaan jenis dan ukuran font yang wajar, serta navigasi yang jelas.

Sebaiknya hindari penggunaan widget yang berlebihan yang membuat pengunjung menjadi tidak nyaman.

Lengkapi profil

Lengkapi datamu sebagai pemilik blog berupa informasi nama, foto profil, dan sekilas tentang latar belakang yang berhubungan dengan blog.

Dengan begitu, pengunjung akan merasa lebih nyaman karena telah mengenal sedikit tentang profil penulis.

Membaca artikel dari seseorang yang jelas identitasnya tentu akan membuat pengunjung menjadi percaya akan kredibilitas isi tulisan.

Tidak hanya itu, profil yang lengkap juga dapat menjadi pertimbangan pihak atau brand dalam menjalin kerja samasecara profesional.

Buat tulisan yang enak dibaca

Tulisan yang menarik dan enak dibaca menjadi kunci pengunjung betah

#1 Alur cerita yang menarik

Buatlah tulisan yang bagus baik dari segi teknis maupun alur ceritanya.

Konten dengan alur cerita menarik akan lebih membuat pengunjung tertarik dan betah membacanya daripada konten yang biasa saja.

Sebuah alur cerita  atau storytelling dianggap bagus atau menarik ketika pembaca merasa relatable dan terwakili dengan cerita tersebut.

Gunakan kata ganti orang kedua seperti kamu, Anda, atau sebutan khusus buat pembaca (seperti sobat, bunda, dan lainnya) sesuai dengan gaya bahasa yang cocok dengan audiens.

Tujuannya agar kamu bisa membuat alur cerita yang interaktif dan seakan-akan sedang berbicara dengan pembacanya.

#2 Bagi artikel menjadi paragraf-paragraf pendek

Kebanyakan pengunjung cenderung malas membaca artikel yang terlalu panjang.

Namun jika memang tulisan kamu panjang, lengkap dan informatif, sebaiknya menulis artikel ke dalam paragraf-paragraf pendek demi memudahkan pengunjung membaca keseluruhan artikel sampai selesai.

#3 Manfaatkan subheading

Artikel yang panjang juga bisa ‘diakali’ dengan membaginya ke dalam beberapa subheading agar pengunjung tidak merasa terlalu berat membacanya. Juga agar pengunjung bisa lebih mudah memahami setiap bagian artikel.

Penggunaan subheading ini juga merupakan salah satu contoh teknik optimasi SEO On Page yang disarankan.

#4 Tambahkan konten visual 

Masukkan beberapa konten visual seperti gambar, foto, video, atau infografis yang relevan agar pengunjung tidak mudah bosan saat membaca konten yang berupa tulisan.

Sisipkan artikel terkait yang relevan

Di antara kita mungkin pernah ada yang berlama-lama berada di suatu website karena ‘keasyikan’ mengklik dari suatu halaman ke halaman yang lain.

Itu karena si pemilik website telah menyisipkan link artikel terkait yang relevan dengan artikel yang sedang kita baca.

Nah, kita juga bisa menggunakan cara ini dengan menyisipkan link artikel yang terkait.

Agar optimal, buatlah judul artikel semenarik mungkin, yang membuat pengunjung terpancing untuk mengetahui lebih jauh tentang informasi yang ditawarkan.

Buat kalimat sedemikian rupa sehingga pembaca yakin dan merasa perlu untuk membaca artikel yang ditautkan tersebut.

Disarankan menggunakan variasi kalimat yang berbeda dari judul halaman agar tidak terkesan kaku.

Link artikel terkait bisa berupa bagian dari kalimat, seperti ini:

contoh cara menurunkan bounce rate

Atau dibuat terpisah seperti ini:

Atur link menjadi “Open in New Tab”

Masih berhubungan dengan poin di atas, link artikel terkait yang tersemat di dalam konten sebaiknya disetting menjadi “Open in New Tab”.

Terutama untuk link yang mengarah ke website lain, atau yang disebut external link.

Tujuannya untuk menjaga agar pengunjung tetap berada di halaman website awal—tidak diarahkan ke halaman atau website lain—sehingga menimbulkan bounce.

Di sisi lain, ini juga bermanfaat agar pengguna tidak sering menekan tombol “Back” untuk kembali ke halaman pertama, yang mana bisa jadi merepotkan bagi mereka.

Cara setting-nya sangat mudah, yaitu dengan meng-edit link yang kita masukkan lalu centang kolom “Open link in a new tab”

cara meminimalisir bounce rate

Pastikan navigasi website mudah

Saat mengunjugi sebuah website, biasanya pengunjung juga ingin ‘mampir’ ke halaman lain untuk mencari variasi konten yang dibutuhkan atau sekedar ingin melihat-lihat.

Website dengan navigasi yang jelas, yaitu peletakan kategori, tags, dan menu lainnya yang rapi dan mudah ditemukan, akan memudahkan pengunjung untuk mengunjungi halaman-halaman lainnya.

Di antara tips navigasi website mudah adalah dengan menggunakan item menu drop-down pada website.

cara menurunkan bounce rate dengan membuat navigasi website mudah

Contoh navigasi drop-down pada website

Sedangkan navigasi yang rumit akan mempersulit pengunjung sehingga bisa membuat mereka keluar meninggalkan halaman website.

Kurangi iklan atau popup berlebihan

Iklan atau popup yang tampil secara berlebihan di halaman website bisa jadi menjengkelkan bagi sebagian pengunjung karena membuat proses membaca artikel jadi terdistraksi.

Berlebihan di sini maksudnya iklan yang muncul di setiap berapa paragraf, misal di setiap tiga paragraf pendek. Atau kemunculan popup setiap berapa menit sekali.

Akibatnya pengunjung yang kesal bisa langsung keluar dari halaman website begitu saja.

Maka pemasangan iklan dan kemunculan popup harus dibuat sewajarnya demi meningkatkan kenyamanan pengunjung agar mereka betah berada di halaman website.

Tingkatkan kecepatan website

Pengguna internet tidak bisa menunggu lebih dari 3 detik demi membaca sebuah artikel di halaman website.

Jika loading website lambat, mereka akan keluar halaman dan memilih website lain yang lebih cepat dengan konten serupa.

Dampak buruknya lagi, mereka yang kecewa menyatakan tidak akan kembali lagi ke website ‘lola’ tersebut.

Untuk itu, pastikan kecepatan website sudah optimal guna menghindari bounce rate yang tinggi.

Caranya bisa dicek melalui tool gratis Google Page Speed atau GTMetrix.

Pastikan website mobile friendly

Berdasarkan survei Google, 94 persen pengguna internet Indonesia mengakses internet melalui perangkat mobile.

Halaman yang tidak reseponsif terhadap perangkat mobile akan memberikan user experience yang buruk bagi pengguna seluler dan bisa menyebabkan mereka keluar meninggalkan halaman.

Itulah mengapa sebagai pemilik website atau blog, kita harus memastikan tampilan halaman website sudah mobile friendly.

Diantara caranya adalah dengan memastikan template blog yang digunakan responsif di perangkat mobile, atau memasang plugin yang membantu website menjadi lebih mobile friendly.

Contohnya plugin AMP untuk dipasang di blog berbasis WordPress.

Penutup

Bounce rate adalah salah salah satu indikator yang harus sering dipantau oleh para pemilik website. Jika ternyata angka bounce rate tinggi, maka perlu ada evaluasi terhadap konten, loading website atau beberapa melakukan tips-tips yang sudah disebutkan di atas.

Semoga dengan menerapkan cara menurunkan bounce rate di atas, pengunjung website atau blogmu jadi lebih betah berlama-lama menikmati kontenmu ya!

Selamat mencoba!

About The Author

Fitri Apriyani

You may also like