Matchadreamy

Liburan ke Pulau Harapan dan Islands Hopping ke Pulau Seribu Tanpa Agen Tour

Fitri Apriyani
Fitri Apriyani
Simak pengalaman liburan singkat ke Pulau Harapan sekaligus islands hopping ke pulau-pulau di sekitarnya tanpa agen tour.

Liburan ke Pulau Harapan, Pulau Seribu Tanpa Agen Tour

Tahu gak sih kalau Kepulauan Seribu merupakan satu dari sepuluh destinasi wisata prioritas di luar Bali yang dibuat oleh Kemenparekraf RI?

Jujur, meski saya lahir dan besar di Jakarta, saya belum pernah sama sekali wisata ke Pulau Seribu.

Mungkin karena dulu belum banyak informasi tentang cara wisata ke pulau seribu dan lain sebagainya.

Namun, akhirnya pada beberapa waktu yang lalu, saya dan suami berkesempatan untuk berlibur sejenak ke Pulau Harapan, salah satu dari sekian banyak pulau di Kepulauan Seribu.

Karena kami hanya berlibur berdua saja, kami memutuskan untuk tidak menggunakan agen tour, alias liburan ala backpacker, yang artinya kami semua yang mempersiapkan perjalanan dari awal hingga akhir.

Tentang bagaimana perjalanan kami dari Kota Jakarta ke Pulau Harapan ini, bisa baca tulisan saya sebelumnya ini ya:

Cara Wisata ke Pulau Seribu dari Muara Angke, Jakarta Utara

Penginapan di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu

Pertama, kita bahas penginapan dulu yuk.

Waktu itu dengan bermodalkan googling, akhirnya saya bisa menemukan penginapan yang sesuai budget dan memenuhi standar kenyamanan kami melalui situs www.seribuharapan.com.

Sebenarnya dari situs tersebut, ada beberapa homestay yang bisa dipilih, tapi karena saya ingin penginapan yang dekat dengan dermaga dan tempat penjual makanan dan jajanan, saya memilih Raline Homestay.

Penginapan kami berupa homestay dengan 2 lantai, tapi kami hanya booking satu lantai dengan 2 kamar dan 1 kamar mandi dalam.

pulau harapan homestay

Homestay kami selama di Pulau Harapan

Sebenarnya satu lantai homestay ini bisa diisi oleh rombongan keluarga atau kelompok. Mungkin hingga empat atau enam orang.

Namun, sebab hanya berdua, kami hanya diperkenankan menggunakan satu kamar, sedangkan kamar lainnya dikunci oleh pemilik penginapan.

Kamarnya sendiri menurut saya cukup bersih, adem, dan nyaman. Harga sewanya cukup terjangkau, yaitu  Rp350.000/malam.

Berikut ringkasan plus dan minus penginapan yang kami pilih:

Plus

  • Termasuk layanan antar jemput di dermaga saat tiba dan pulang
  • Lokasi dekat dengan rumah makan dan penjual jajanan
  • Kondisi bersih, ada kamar mandi dalam.
  • Disediakan air galon
  • Pemilik penginapan ramah dan responsif

Minus

  • Kamar seperti kos-kosan
  • Tidak disediakan handuk, sabun mandi, dan sabun cuci tangan.
  • Tidak disediakan selimut. Kami sempat sangat kedinginan karena remot AC tidak berfungsi untuk menaikkan suhu ruangan.
  • Tidak ada jaringan wifi
  • Sumber airnya terasa payau sehingga membuat kulit jadi kering. Ya wajar lah ya, namanya juga di pulau kecil, hehe.

Tapi overall menurut saya cukup lumayan untuk stay dua hari satu malam. Jika berminat bisa booking melalui nomor 085772509905 ya.

Menjelajahi Pulau Harapan

Pulau Harapan ini berpenduduk lumayan padat. Melihat rumah warga yang berhimpitan seperti ini, seperti tidak jauh berbeda dengan perumahan di Kota Jakarta.

wisata pulau harapan pulau seribu

Pulau jauh ini masih termasuk wilayah DKI Jakarta loh

Pulau ini dikelilingi oleh air laut. Bahkan tepat di depan penginapan kami semacam pantai, yang dipenuhi air saat sore hari, dan kering kerontang pada siang hari.

pulau harapan 2 hari 1 malam

Pantai di depan homestay saat pagi hari

Waktu itu kami tidak sempat menjelajahi pulau ini lebih jauh. Hanya sempat berjalan-jalan di sekeliling penginapan.

Yang kami temukan, tidak jauh dari penginapan terdapat kantor dan rumah dinas lurah Pulau Harapan.

Fasilitas di sini juga lumayan lengkap dengan adanya ATM Bersama, Puskesmas, dan masjid.

Pokoknya seperti layaknya sebuah kota, hanya saja di sini dikelilingi air laut.

Pada malam hari ada banyak penjual makanan seperti nasi goreng, cireng, telur gulung, dan restoran seafood.

Jadi tidak terlalu sulit bagi wisatawan untuk mencari makan atau jajanan.

Sayangnya kami tidak menemukan pantai terdekat yang memungkinkan kami sekedar berjalan-jalan di atas pasir atau melihat sunset.

Tidak banyak spot menarik di pulau ini sejauh yang kami temukan.

Namun, berada di Pulau Harapan ini lumayan menyegarkan mata sih, karena kemana mata memandang selalu ada hamparan lautan yang biru dan langit cerah.

Sewa Perahu untuk Islands Hopping

Sepertinya Pulau Harapan memang ditujukan sebagai tempat penginapan para wisatawan semata.

Jika ingin pengalaman yang lebih seru, wisatawan harus menyewa kapal untuk islands hopping atau snorkeling.

Maka dari itu, saya dan suami menyewa perahu kecil untuk melakukan islands hopping, tapi tanpa snorkeling, karena malas basah-basahan, hehe.

Harga sewanya Rp500.000 untuk durasi kurang lebih 5 jam (dari siang hingga sore hari).

Tujuan kami adalah pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Harapan.

Dari awal sih saya sudah mengincar berkunjung ke Pulau Dolphin, pulau kecil yang katanya menjadi salah satu favorit wisatawan mancanegara.

trip pulau harapan

Duduk di haluan perahu untuk berpose sejenak. Aslinya takut banget karena ombaknya lumayan gede.

Pulau Dolphin, pulau kecil yang cantik

Perjalanan dari Pulau Harapan ke Pulau Dolphin lumayan lama. Kira-kira memakan waktu 1,5 jam.

Kami juga sempat bingung saat di perahu, kenapa perjalanannya lama banget.

Apakah mungkin abang perahunya sengaja muter-muterin rute perjalanan perahu supaya kami bisa menikmati pemandangan laut dan pulau-pulau kecil yang kami lewati, atau ada alasan lainnya, who knew.

Well, memang sih kami jadi tahu bahwa ternyata ada banyak sekali pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu ini.

Bahkan saya sempat terkesima melihat pulau yang cuma seuprit tapi ada kursi-kursi dan payung pantai, lengkap dengan kelapa di mejanya.

Jadi, di Kepulauan Seribu ini semua pulau akan dimanfaatkan sebisa mungkin untuk wisatawan.

Nah, akhirnya kami sudah bisa melihat Pulau Dolphin dari kejauhan.

pulau dolphin pulau seribu

Pulau Dolphin kelihatan mungil dan cantik

pulau dolphin kepulauan seribu

Dermaga di Pulau Dolphin

Seperti yang saya bayangkan, Pulau Dolphin ini memang cantik banget. 

Air laut di sekelilingnya sangat jernih, pasir pantainya juga bersih.

Yang tidak kalah penting, tidak terlalu banyak wisatawan di sini saat kami tiba.

Hanya ada beberapa tenda kecil pertanda ada wisatawan yang sedang camping di pulau ini.

one day trip pulau dolphin

Meski kecil, di pulau ini sudah dilengkapi fasilitas toilet umum.

Juga ada warung penjual jajanan (gorengan, Pop Mie, mie instand, dan lain-lain), dan kelapa muda.

Harga makanannya standar area wisata. Kami beli kelapa muda dengan harga Rp20.000/pcs.

Rasanya nikmat banget minum kelapa muda ditemani pemandangan cantik begini.

Saya ingin sekali sekalian menyantap mie instan, tapi urung karena perut kami masih terlalu kenyang.

Pasirnya putih bersih, airnya jernih

Beberapa selang kemudian ada perahu berukuran sedang yang merapat di dermaga, diikuti rombongan wisatawan ikut memenuhi Pulau Dolphin.

Pulau yang tadinya sunyi jadi ramai, sehingga membuat kami agak kurang nyaman.

Maklum, namanya juga bukan pulau pribadi, hehe.

Rombongan wisatawan yang bermain bola

Untungnya tadi kami sudah cukup puas menikmati pulau cantik ini.

Tak mau berlama-lama, kami pun bergegas menuju pulau selanjutnya.

Oiya, saat akan bertolak dari dermaga, perahu kami dikenakan uang retribusi (atau uang parkir kapal) sebesar Rp20.000.

Awalnya saya agak kaget dan risih, karena pas jalan ke dermaga diikutin bapak-bapak dari belakang.

Rupanya si bapak adalah penjaga pulau yang biasa memungut uang retribusi, hahaha.

Pulau Bulat, pulau yang menyimpan kejayaan masa silam

Saat perahu hendak merapat ke dermaga Pulau Bulat, saya sempat ragu, “Mampir gak ya?”.

Soalnya dari kejauhan pulau ini tampak sepi, suram, dan tidak terawat.

Pohon rimbun yang menutupi area masuk pulau ini membuat pulau semakin gelap.

berapa biaya ke Pulau harapan

Pulau Bulat dari kejauhan

Saya langsung teringat pulau terpencil setting lokasi pembunuhan di novelnya Agatha Christie berjudul “And Then There Were None”, hiiiiii.

Tapi, karena kami terlanjur kebelet pipis, mau tidak mau harus singgah juga.

Saat akan memasuki pulau, saya melihat sebuah kapal boat tua yang kelihatannya sudah rusak.

“Ini kayaknya pulaunya Pak Harto deh,” ujar saya mengingat kembali informasi yang saya dapatkan dari sebuah vlog.

Ketika menelusuri pulau lebih jauh, kami menemukan sebuah villa yang sudah reot dimakan usia.

Bedasarkan info dari penjaga villa yang kami temui, ternyata villa tersebut memang villa milik keluarga Soeharto.

Dan Pulau Bulat ini dulunya merupakan pulau pribadi beliau, dan dijadikan tempat peristirahatan Keluarga Cendana.

Wah, siapa sangka pulau yang kelihatannya seram ini ternyata menyimpan kenangan tentang kejayaan masa silam Sang Presiden ke-2 RI.

pulau bulat pulau seribu

Kebayang bagaimana megahnya villa ini pada jamannya

Matahari sore mengintip di balik pepohonan

Di sini juga terdapat helipad sebagai landasan helikopter.

Ada sebuah pendopo kecil, bangunan tempat menyimpan mesin jenset, bangku besi putih cantik di pinggir pantai, dan speedboat yang sudah rusak.

Tampak sekali bahwa pulau ini memiliki dulunya memang digunakan untuk berlibur sang empunya.

Sayangnya, dari segi fasilitas bagi wisatawan, pulau ini jauh dari kata layak.

Toilet di pulau ini hanya berupa bilik non permanen yang terbuat dari kayu dan tanpa atap .

Kami juga harus menimba air dari sumur yang tampak gelap tidak terawat untuk cebok. Duh!

Sama seperti Pulau Dolphin, pulau ini sangat kecil, sehingga bisa dikelilingi hanya dalam waktu hitungan menit.

Terdapat jalan setapak bagi yang ingin menelusuri pulau ini lebih jauh.

Tampak jalan setapak yang sudah rusak dan tertutupi dedaunan kering dan lumut.

Sebenarnya saya agak enggan mau jalan-jalan di pulau ini, saking sepi dan tidak tertatanya pulau ini, tapi akhirnya saya lanjut jalan juga karena merasa sayang kalau tidak sekalian lihat-lihat.

Di bagian belakang pulau ini ada bibir pantai yang dipenuhi karang.

Dari sini kami bisa melihat pulau-pulau kecil lain di sekitar Pulau Bulat.

Meski tidak memenuhi standar pantai yang cantik, nyatanya kami sangat menikmati suasana hening bersahaja di pulau ini sambil menyaksikan rona keemasan matahari yang perlahan terbenam di barat.

Cantik mataharinya

Suara angin berhembus, daun bergemerisik, ombak yang menghantam karang, dipadu aroma air laut yang segar, semuanya menyatu syahdu di sore hari itu.

“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia…” (Ali Imran: 191)

Seperti biasa, saat hendak bertolak menuju dermaga, kami ‘diikuti’ oleh penjaga pulau. Kali ini seorang ibu dengan anaknya.

Awalnya si ibu menawarkan kami cendramata, tapi kami tolak, karena kami memang kurang suka mengoleksi cendramata apa pun.

Lagipula waktu itu sudah sore dan kami bergegas ingin kembali. Tidak ada waktu untuk transaksi jual beli.

Apalagi si ibu tidak membawa cenderamata yang ditawarkan.

Tapi si ibu terus keukeuh menawarkan kami, dan malah terkesan memaksa.

Akhirnya supaya tidak didesak terus, suami langsung memberikan uang parkir yang nominalnya sengaja dilebihkan sedikit.

Kami merasa kasihan dan menduga si ibu sedang butuh uang lebih, sampai begitu memaksa kami membeli cenderamatanya.

Kelar dari Pulau Bulat, seharusnya masih ada satu pulau lagi untuk dikunjungi.

Tapi karena hari semakin sore dan khawatir ombak semakin besar, apalagi kami belum istirahat dari sejak tiba di Pulau Harapan, maka kami memutuskan menyudahi islands hopping di hari itu.

Rincian Biaya Backpacker ke Pulau Harapan, Pulau Seribu

Berikut rincian biaya backpacker kami ke Pulau Harapan dan islands hopping ke Pulau Dolphin dan Bulat:

  • Tiket kapal tradisional dari Muara Angke-Pulau Harapan : Rp86.000/orang
  • Sewa homestay 1 hari : Rp350.000
  • Sewa perahu : Rp500.000 (kalau rombongan, bisa lebih hemat)
  • Makan siang (ayam bakar dan nasi) : Rp30.000/orang
  • Makan malam (nasi goreng) : Rp18.000/porsi

Penutup

Liburan ke Pulau Harapan ala backpacker ini memberikan kesan-kesan tersendiri buat saya.

Ada serunya, tapi juga ada rasa penyesalan kurang puas mengeksplor pulau-pulau kecil lainnya.

Dan juga merasa agak kurang rame kali ya, soalnya saat di Pulau Harapan, kayaknya hanya kami wisatawan yang datang saat weekday.

Saya harap next time bisa kembali berlibur ke pulau lain di Kepulauan Seribu, sebab selain karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, tapi pemandangan yang ditawarkan sangat luar biasa indah.

Maka, tidak heran kalau Kemenparekraf merekomendasikan wisata ini.

Kamu tertarik wisata ke Pulau Harapan juga?

About The Author

Fitri Apriyani

You may also like