Matchadreamy

Holistic SEO, Agar Website Bisnis Tak Sekedar Merangking di Google

Fitri Apriyani
Fitri Apriyani
Saat ini teknik optimasi SEO lama dinilai kurang relevan untuk website bisnis, hingga muncul suatu istilah baru: Holistic SEO. Apa itu?

Holistic SEO, Agar Website Bisnis Tak Sekedar Merangking di Google — Bagi website bisnis, mendapatkan traffic website yang tinggi menjadi tujuan utama demi mencapai goal bisnis spesifik seperti meningkatkan brand awareness, menjalankan campaign hingga tentu saja, meningkatkan penjualan produk atau jasa yang ditawarkan.

Tujuan-tujuan tersebut bisa dicapai, salah satunya dengan cara menempati rangking teratas di halaman hasil pencarian atau SERP (Search Engine Result Pages).

Sederhananya, kalau suatu website berhasil menempati posisi teratas Google atau mesin pencari, secara otomatis akan semakin banyak pengguna internet yang mampir ke website tersebut.

Website akan jadi terkenal dan begitu juga dengan produk dan jasa yang kita tawarkan. Potensi penjualan pun akan meningkat.

Tapi apakah traffic yang tinggi berbanding lurus dengan penjualan dan penghasilan?

Topik inilah yang dibahas pada event The SEO Show Main Event yang diadakan oleh SearchMarketers.id, dengan salah satu pembicaranya Mas Reza Putra, CEO agensi digital Batara Ismaya (BIM) sekaligus ex SEO Lead Tokopedia.

Mas Reza pada kesempatan itu menyebutkan suatu istilah yang baru pertama kali saya dengar: Holistic SEO. Apa itu?

Apa Itu Holistic SEO?

Mas Reza menyebutkan holistic atau holistik sendiri secara bahasa adalah berurusan dengan atau memperlakukan keseluruhan dari sesuatu, bukan hanya sebagian.

Intinya adalah sebuah keseimbangan.

Begitu juga dalam hal SEO. Kita sebaiknya melihat website atau blog sebagai suatu keseluruhan utuh.

Tidak hanya memprioritaskan page tertentu (single page) dengan melakukan optimasi agar bisa merangking di Google.

Maka dalam Holistic SEO, yang dioptimasi adalah website secara keseluruhan, bukan hanya halaman tertentu.

Jadi yang perlu diperhatikan adalah hulu sampai hilir sebuah website seperti desain, user experience, navigasi website, isi konten, business needs, dan lain sebagainya.

Tanpa keseimbangan dari itu semua, bisa-bisa kita memiliki banyak konten, tapi tidak berdampak apa-apa bagi bisnis.

Karakteristik Holistic SEO

Lalu, bagaimana sih karakteristik dari Holistic SEO?

1. Kita adalah penasihat produk

Produk di sini adalah website ya. Jadi kita harus memikirkan apa yang perlu dilakukan pada website kedepannya.

Di antaranya mengenai topik apa yang mau dibahas di dalam website, fitur apa yang ingin dikembangkan, dan lainnya.

Pada poin ini, Mas Reza menempatkan diri dan audiens sebagai praktisi SEO yang ditugaskan untuk mengelola website bisnis demi mencapai goal tertentu, yang mana menurut saya masih sangat relevan untuk para blogger.

2. Mencari peluang dari kata kunci

Kata kunci dengan search volume dan traffic yang besar, tidak serta merta bisa kita gunakan untuk dijadikan konten bisnis.

Kita harus terlebih dulu menilai apakah kata kunci tersebut memiliki peluang untuk bisnis kita atau tidak. Jika tidak, sebaiknya jangan digunakan.

3. Peringkat kata kunci bukan prioritas utama

Keyword populer hanya berkontribusi 30% dari total traffic. 70% sisanya berasal dari long tailed keyword. – SEOMoz

Masih banyak di antara pemilik website yang berjuang mati-matian untuk mengejar kata kunci yang populer, demi menempati rangking teratas Google agar bisa mendapatkan traffic tinggi.

Padahal, data dari SEOMoz diatas menunjukkan kata kunci populer hanya menyumbang 30% saja dari total traffic.

Fakta lain menyebutkan, bahwa Google memiliki hasil penelurusan yang dinamis, yang memungkinkan hasil SERP atas kata kunci tertentu di tiap orang berbeda-beda.

Misal kata kunci “cara membuat nasi goreng” di smartphone milik si A, akan berbeda dengan milik si B.

Semuanya tergantung dengan karakteristik profile setiap user seperti lokasi, usia, gender, history penelusuran, dan faktor lainnya.

Meski tidak menutup kemungkinan bahwa hasil penelusuran dari suatu kata kunci didominasi oleh domain tertentu, namun kedepannya boleh jadi tidak ada hasil penelusuran yang absolut di tiap individu.

Oleh karena itu, dengan menjalankan Holistic SEO, kata kunci yang kita targetkan diharapkan bisa merangking di orang yang tepat, yang sesuai target market bisnis.

4. Seluruh situs web adalah fokus utama

Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa holistik berarti keseluruhan.

Holistic SEO berarti memperhatikan keseluruhan website sebagai satu kesatuan yang utuh, karena tiap-tiap bagiannya memiliki peran penting bagi SEO.

Maka, akan percuma jika website bisa merangking di Google, namun memiliki tampilan yang tidak user friendly, navigasi tidak jelas, atau isi konten yang kurang menarik.

Bisa-bisa pengunjung menjadi kapok dan tidak mau berkunjung lagi.

5. Memberikan solusi atas masalah bisnis

Setiap bisnis itu unik. Setiap bisnis juga memiliki masalah dan tujuan yang berbeda, sehingga solusi yang diberikan juga sudah pasti berbeda.

Misal, sebuah perusahaan memiliki tujuan agar dikenal secara luas, maka perlu ditingkatkan brand awareness-nya. Atau perusahaan lain yang ingin meningkatkan revenue penjualan, maka harus dicarikan solusi untuk itu.

Semuanya tidak harus diatasi dengan sekedar menempati rangking teratas Google untuk kata kunci tertentu.

Baca Juga : 10+ Checklist Cara Optimasi SEO On Page

Perbedaan Holistic SEO dan Old SEO

Secara singkat berikut perbedaan antara Holistic SEO dan Old SEO yang dijelaskan oleh Mas Reza.

seo website bisnis perbedaan old seo dan holistic

Studi Kasus Holistic SEO Pada Website Bisnis

Tidak hanya teori, pada event tersebut, Mas Reza memberikan success story digital agensinya, BIM, dalam mengimplementasikan Holistic SEO, terhadap kliennya Wall Street English (WSE), sebuah lembaga kursus Bahasa Inggris.

Singkat cerita, WSE meminta bantuan BIM untuk meningkatkan jumlah pendaftar kursusnya melalui internet dengan teknik SEO.

Alih-alih menggunakan metode Old SEO (SEO konsep lama) dengan membuat konten bedasarkan kata kunci populer, BIM mengimplementasikan Holistic SEO dengan mengandalkan long tailed keyword (kata kunci panjang), meskipun volume pencariannya tidak banyak, atau kurang populer.

seo website bisnis

Jadi, daripada “bertarung” mati-matian di kata kunci populer dengan tingkat persaingan tinggi, BIM memilih kata kunci lain yang lebih panjang namun spesifik.

Tujuannya agar pengguna internet yang menemukan konten tersebut adalah orang yang benar-benar membutuhkan kursus Bahasa Inggris.

Begini hasilnya:

contoh riset keyword seo website bisnis
Note: CVR adalah rasio konversi, seperti penjualan/transaksi yang menghasilkan revenue, download aplikasi, penggunaan jasa, penambahan jumlah anggota, dan lain sebagainya.

Pada studi kasus WSE, business goal mereka adalah peningkatan jumlah orang yang mendaftar kursus Bahasa Inggris, yang otomatis meningkatkan revenue perusahaan.

Diketahui bahwa implentasi Holistic SEO menghasilkan Conversion Rate (CVR) hingga 8.5%, daripada Old SEO yang hanya mendapatkan CVR 0.01%.

Artinya, dengan menargetkan long tailed keyword yang lebih spesifik, Holistic SEO mampu “menyentuh” target pasar yang tepat. Terbukti dengan CVR yang dihasilkan lebih besar daripada Old SEO.

Bagaimana Caranya?

Mas Reza tidak pelit berbagi ilmu tentang cara melakukan Holistic SEO untuk website bisnis.

Dalam segi konten, salah satu yang bisa dilakukan yaitu dengan menargetkan long tailed keyword yang telah diimplementasikan terhadap kliennya.

Beliau sangat menyarankan agar sebaiknya seorang praktisi SEO, tidak fokus hanya pada kata kunci populer tanpa tahu kebutuhan bisnis yang sebenarnya.

Apalagi mengejar kata kunci populer hanya akan membuang banyak tenaga, waktu, dan uang.

Kalau pun sudah merangking di halaman pertama, belum tentu bisa mendapatkan CVR yang ditargetkan.

Kemudian beliau menjelaskan cara mudah menemukan long tailed keyword, yaitu dengan menggunakan fitur pencarian gratis milik Google, People Also Ask (PAA) atau Orang Juga Bertanya.

Sebab dari situlah bisa diketahui topik apa saja yang banyak dicari oleh user.

Tentu saja, proses pencarian kata kunci ini dilakukan setelah kita paham kebutuhan bisnis dan target yang akan kita capai.

contoh people also ask Google

Contoh hasil PAA dari kata kunci “cara membuat nasi goreng”

Apakah Backlink Masih Penting Untuk SEO?

Sepanjang sesi tentang Holistic SEO ini, Mas Reza selalu mengedepankan business goal sebagai landasan mempraktekkan SEO.

Holistic SEO menolong pemilik bisnis agar bisnisnya maju, sedangkan Old SEO menolong agar kata kunci target dapat rangking teratas SERP.

Bahkan beliau juga tidak merekomendasikan teknik Old SEO, di antaranya teknik lama yang terlalu bergantung pada backlink.

Dalam Holistic SEO, backlink bukan sesuatu yang kita perhatikan, melainkan mendalami users menjadi tulang punggung pekerjaan.

Lantas apakah dengan begitu, backlink tidak penting lagi untuk SEO?

Beliau tidak menampik kalau backlink memang merupakan salah satu dari faktor yang mempengaruhi peringkat suatu website di SERP.

Namun, rank factors sebenarnya bukan hanya backlink, tapi ada ratusan hingga ribuan faktor lainnya.

Lantas kenapa kita hanya fokus pada satu faktor (backlink) saja?

“Essensi SEO dipilih menjadi salah satu strategi pemasaran karena sustain dalam jangka panjang, bukan permainan kucing-kucingan dengan update algoritma.” menutup sesi itu.

Kesimpulan

Menjalankan optimasi SEO, baik untuk website bisnis maupun blog seharusnya memperhatikan keseluruhan aspek agar tidak hanya berhasil menempati peringkat atas di SERP, tapi juga memberikan value bagi audiens.

Dengan melakukan optimasi secara holistik, maka kita tidak perlu lagi takut jika tiba-tiba Google melakukan update pada algoritmanya.

Apakah kamu tertarik menerapkan Holistic SEO pada website atau blogmu?

About The Author

Fitri Apriyani

You may also like